Pemanfaatan Tanaman Jagung
|
Pemanfaatan
hasil ikutan tanaman jagung berupa batang dan daun yang masih muda,
dikenal sebagai jerami jagung dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak
sudah banyak dilakukan petani, namun belum seluruhnya optimal
pemanfaatannya. Selain diberikan pada ternak sebagai hijauan segar,
jerami jagung juga dapat diberikan sebagai hijauan pakan ternak yang
mengalami proses pengolahan teknologi pakan dalam bentuk hay dan silase.
Seiring berkembangnya
daerah-daerah sentra tanaman jagung yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan industri pakan ternak, tidak menutup kemungkinan juga dapat
dikembangkan menjadi kawasan daerah potensi petani penghasilan olahan
hijauan hasil ikutan tanaman jagung berupa silase dan hay akan
memberikan nilai tambah pada pendapatan keluarga petani.
|
Teknologi Pengolahan Jerami Jagung |
Pada saat
musim panen jagung tersedia jerami jagung yang melimpah, begitu selesai
masa panen jagung tidak jarang jerami jagung menjadi langka. karena itu
teknologi pengolahan pengawetan jerami jagung perlu dibudayakan oleh
petani ternak guna tersedianya hijauan pakan ternak sepanjang tahun dan
sekaligus akn meningkatkan kualitas mutu pakan. Pembuatan hay, jerami
jagung segar dilayukan dan dikeringkan untuk diawetkan dan disimpan
dalam beberapa waktu. proses pengeringan dan pelayuan pembuatan hay akan
menurunkan kandungan kadar air sampai tersisa dua puluh persen tanpa
adanya kerusakan nilai gizi pakan kecuali vitamin a dan d yang cenderung
turun. Jerami jagung yang baik untuk pembuatan hay adalah batang dan
daun jerami jagung yang masih berwarna hijau.
Pembuatan hay dilakukan
dengan dua cara yaitu model hamparan dan model pod. pembuatan hay model
hamparan, dengan cara menghamparkan jerami jagung yang sudah
dipotong-potong dilapangan terbuka dibawah sinar matahari. setiap hari
dilakukan pembalikan berulang-ulang sampai kering baru bisa disimpan dan
dapat digunakan pada saat musim paceklik pakan ternak. pembuatan hay
dengan model pod diperlukan sedikit tambahan biaya, diperlukan rak
sebagai tempat menyimpan jerntami jagung yang telah dijemur selama 1-3
hari. rak tempat menyimpan jerami jagung dapat berbentuk tripod yaitu
rak jerami berkaki tiga atau tetrapod (rak dengan kaki 4)pilihan rak
mana yang akan dipilih tidak mengikat, pastinya rak dapat digunakan
untuk menyimpan jermai jagung selama 3-6 minggu sebelum digunakan
sebagai pakan ternak.
Keuntungan pembuatan hay adalah:
Sedangkan kelemahan dari pembuatan hai adalah:
Pembuatan
silase, dilakukan dengan cara jerami jagung dipotong-potong dan
dimasukkan kedalam tempat/ruangan yang kedap udara dan dipadatkan untuk
disimpan dalam wadah tertentu.menghasilkan silase yang berkualitas baik
perlu diperhatikan benar temperatur pembuatan silase berkisar 27-35
derajat celsius dengan hasilnya:
Prinsip utama pembuatan silase adalah:
Persyaratan
lain yang harus dipenuhi oleh peternak yang akan membuat silase adalah
harus mempunyai luasan areal yang cukup untuk silo yaitu tempat
menyimpan hijauan proses pembuatan silase.idealnya pembuatan silase
disesuaikan dengan kebutuhan dengan patokan penggalian lubang setiap 150
meter kubik dapat menampung 150 kg bahan kering hijauan.
Bahan
baku silase jerami dapat menggunakan tanaman jagung yang belum panen
dan tanaman jagung setelah panen. pembuatan silase pada tanaman jagung
yang belum panen, kaya dengan kandungan gizi pakan utamanya zat gula
yang akan membantu dalam proses fermentasi dengan kandungan protein
mencapai 11-15 per sen dan disukai ternak. bila pilihan bahan baku
silase pada tanaman jagung yang masih muda, batang dan daun yang masih
hijau untuk pembuatan silase. sedangkan pada pembuatan silase yang
menggunakan bahan baku tanaman jagung setelah panen, pilihan jerami
jagung yang berwarna hijau mempunyai kandungan serat kasar lebih tinggi
dibandingkan dengan jerami warna kuning.
Kwalitas produksi silase
jerami jagung mempunyai kandungan gizi pakan mineral kalsium yang rendah
dan protein hanya mencapai 8,3 per sen karena itu perlu ditambahkan
urea dengan kadar 0,45 persen (4,5kg /ton silase) sebagaimana dianjurkan
direktorat pengembangan peternakan, yang akan memberikan peningkatan
pada kandungan protein silase jerami jagung dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah. selain penambahan urea
sebaiknya pada saat pemberian pakan juga ditambahkan garam sebanyak 50
gr/ekor/hari. proses pembuatan silase jerami jagung dilakukan dengan
melayukan jerami jagung selama 2 hari dan dilakukan pemotongan dengan
ukuran 3-5cm, selanjutnyaa dilakukan pencampuran jerami jagung dengan
bahan-bahan yang diperlukan pembuatan silase. penambahan bahan-bahan
pembuatan silase akan mempercepat proses fermentasi, mencegah tumbuhnya
jamur dan bakteri pembusuk yang akan meningkatkan tekanan osmosis
sel-sel jerami jagung.
Bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan silase ukuran 1 ton hijauan terdiri dari asam
organik(asam format, asam sulfat, asm aklorida/asam propionat)4-6 kg,
molasses atau tetes 40 kg, garam 30 kg,dedak padi 40 kg,menir 36 kg dan
onggok 30 kg. penambahan-bahan dilakukan secara merata keseluruh
potongan jerami jagung yang dibuat silase. pencamuran molasses atau
tetes sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan cara pencampuran secara
berlapis bergantian dengan campuran bahan dan jerami jagung yang
dipadatkan, pada saat penempatan jerami jagung pada lubang galian tanah
yang dikenal sebagai silo dan selanjutnya dilakukan penutupan silo.
Pemdatan jerami jagung
dilakukan setelah proses pencasmpuran semua bahan yang diperlukan
kecuali molasses/tetes, masukkan potongan jerami jagung dengan cara
diinjak-injak sepadat mungkin dalam silo yang sudah diberikan atas
lapisan plastik yang menjadi tempat penampungan selama proses pembutan
silase. pemberian molasses/tetes dapat dilakukan dengan cara tumpukan
padatan jerami jagung dasar ditambahkan molasses/tetes 2 bagian,
selanjutnya pada padatan tumpukan lapisan tengah jerami jagung dapat
diberikan molasses/tetes 3 bagian kemudian lapisan tengah padatan
tumpukan jerami jagung diberikan molasses/tetes 5 bagian. pencampurn
molasses/tetes secara bertahap ini akan bercampur merata selanjutnya
padatkan kembali dan tutup dengan plastik dan tanah. penggunaan silase
sebagai pakan ternak dapat dilakukan setelah 8 minggu proses pembuatan
silase, dengan cara pengambilanya bertahap sesuai dengan kebutuhan
konsumsi ternak dan segera lakukan penutupan kembali.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar